Bayar kuliah adalah kegiatan rutin saya di tiap semester bersama dua teman setia saya di kampus, yaitu si Shandy dan Ngurah. Untuk masalah pembayaran kuliah hingga pemilihan mata kuliah yang akan kami ambil semester depan sudah menjadi jadwal wajib bagi kami untuk bersama sama.

Di kampus kami dikenal dengan namanya semester pendek, yaitu saat dimana kita bisa menempuh matakuliah normal yang ditempuh enam bulan menjadi satu bulan saat masa liburan. Bulan lalu kami bertiga mengambil mata kuliah SP (semester pendek).

Siang itu saya dan si Ngurah baru saja selesai kuliah di kampus bukit jimbaran bali, yaitu kampus kedua saya. Istirahat sejenak, saya menelpon si shandy untuk menyuruhnya kerumah saya dan sambil menunggu ngurah yang masih dalam perjalanan menuju rumah saya pula. Saat itu kami bertiga berencana untuk menuntaskan pembayaran uang kuliah semester tujuh kami agar kami bisa mengambil KP, yaitu kerja praktek yang memang mata kuliah wajib yang harus kami ambil sebesar dua SKS.

Dengan gagah kami bertiga pergi menuju ATM BCA untuk melakukan transfer uang ke kampus kami sejumlah yang ditentukan di info pembayaran kampus. Selesai mentransfer, bukti pembayaran tersebut langsung saja kami bawa ke kampus untuk ditindak lanjuti dan di inputkan sebagai bukti pembayaran semester tujuh tersebut.

Namun sial bagi kami, bagai gelas pecah saja siang itu. Kami bertiga dihebohkan dengan berita bahwa kami memiliki tunggakan keuangan dengan jumlah yang cukup besar pada semester lalu (SP). Pada SP lalu memang kami bertiga melakukan perwalian namun pelaksanaan kuliahnya kami batalkan akibat alasan yang berbeda beda. Tentunya alasan bagi saya dan si ngurah adalah mengikuti lanka dan baksosma di politeknik negeri bali yang memang tidak boleh di tinggalkan.

Si shandy mencaridan mendapat info bahwa jika kami tidak membayar maka kuliah SP kami akan hangus, hal tersebut membuat saya aga sedikit lega karena saya sudah tidak bisa lagi mengurus hal tersebut akibat seringnya kumpul di bukit dan persiapan lanka yang saya hitung totalnya hampir memakan waktu tiga minggu.

Naas bagi nasib kami bertiga, pembayaran tetaplah pembayaran. Mata kuliah yang tidak pernah kami ikuti sekarang kami harus membayarnya, apalagi IP kami bertiga juga dikurangi dengan nilai yang cukup drastis.

Saya merasa sedih dengan kejadian ini. Menuntut ilmu di dua tempat sekaligus bukan maksud saya untuk mempersulit kehidupan saya, namun karena saya ingin pengetahuan yang lebih selagi orangtua saya masih mampu karena saudara saya tidak melanjutkan kuliah. Namun jika seperti ini, saya pun merasa sedih karena kondisi orangtua saya yang sudah tidak bekerja tetap, di PHK dan pensiun.

Saya dan kedua teman saya berharap masalah ini cepat terselesaikan.

Saat kami akan membuat surat permohonan untuk pemutihan masalah tersebut, kami sudah merana dengan meminjam sana sini akibat uang yang sudah di transfer dan tidak diterima tersebut. Hingga uang parkir pun saya mencari recehan celengan sisa saya.

Saya merasa tersudut bersama teman teman saya.

Bayar Kuliah Berujung Sengsara

Eksplorasi konten lain dari Duwi Arsana

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

2 gagasan untuk “Bayar Kuliah Berujung Sengsara

    • 18 Oktober 2011 pukul 10.56
      Permalink

      ya.. pastinya akan menyulitkan mahasiswa kalau ujung ujung nya kaya gini semua

      Balas

Komentar anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.