Kebayang ga dulu kalau mati listrik pasti deh kita disuru belanja keluar beli lilin, atau yang keluarga nya aga modern mereka uda siap dengan lampu senter (tahun 90 an).

Bahkan dulu di keluarga saya pernah sampai membeli lampu templok, atau lampu minyak dengan wadah kaca dan tabung bening memanjang untuk persiapan saat mati listrik. Ini uda kayak seminggu 3 kali aja mati listrik sampe siapin begituan.

Tapi belakangan ini karena teknologi semakin canggih, hadir yang namanya lampu emergency. Yaitu sebuah lampu yang dapat menyala disaat listrik utama mati. Lampu jenis ini biasanya menggunakan LED sebagai sumber cahaya nya dan battery yang dapat diisi ulang sebagai sumber listrik nya.

Karena lampu yang digunakan adalah LED jadi sumber listrik DC dari battery tersebut dapat langsung digunakan untuk menyalakan lampu. Kalau untuk menyalakan lampu bohlam biasa tenunya memerlukan tegangan yang lebih besar lagi, dan juga tipe arus yang digunakan bukan DC, melainkan AC.

Setelah jaman nya lampu emergency eh sekarang di masing masing hp kita uda ada lampu senter nya 😀 bahkan mungkin lebih terang dari sebuah lampu emergency yang ukuran nya besar :D, dan lebih asiknya lagi ada juga yang menjual lampu USB 😀 dapat menyala kalau di hubungkan ke port USB. Mati listrik ga ada tegangan usb? kan ada power bank. 😀 bahkan dihubungkan ke OTG hape pun lampu nya bisa menyala wkwkwk uda ga gelap gelapan deh, lumayan menekan angka kebakaran akibat lilin yang kesenggol.

Tapi gimana kalau kalian mau nyalain tv? radio? kipas? dan yang lainnya?

Kebanyakan perangkat tersebut bekerja di tegangan 220VAC sehingga battery biasa saja tidak cukup untuk menyalakan nya.

Kalian tau UPS? (Uninterruptible power supply) artinya sih sumber energi atau catu daya yang tidak bisa diganggu. itu lho alat yang biasanya dipakai di komputer biar kalau pas mati listrik masih bisa nyalain komputer buat save save data biar ga ilang trus kita jadi sempet buat matiin komputer secara normal. Itu sebenarnya bisa kamu pakai untuk nyalain peralatan listrik lain pas mati listrik, ga cuma komputer aja. Tapi karena kapasitas battery nya yang tidak terlalu besar, membuat daya tahan UPS ini terbilang cukup sebentar, sekitar 5 menitan. Apa bisa kita akali? tentunya bisa dengan menambah kapasitas battery nya.

UPS yang kita bahas tadi sebenarnya menerapkan sistem inverter, mengubah tegangan dc dari battery yang bertegangan kecil menjadi tegangan yang lebih besar dan menjadi AC (arus bolak balik). Harga UPS yang masih tergolong mahal membuat kita pasti males beli benda begituan, dan mungkin aja bapak mamak kita kurang ngerti yang begituan. 😀

[ads1]

Sebenarnya kita bisa bikin alat yang hampir serupa dengan UPS itu, cuman kalau ups kan bisa ngisi battery sendiri nah kalau yang mau saya share disini ni, ga bisa isi battery sendiri. Tapi lumayan kok bisa ngasilin tegangan 220VAC. eit plus frekwensi yang mendekati 50HZ (standar PLN) yaitu 54HZ. Sistem kerja rangkaian nya sederhana sekali, hampir mirip dengan konsep lampu berkedip dengan dua buah transistor. Lama waktu kedipnya diatur dari lama proses pengisian dan pembuangan muatan pada kapasitor yang terpasang di kaki basis transistor tersebut.

Lalu bagaimana tegangan yang kecil bisa menjadi besar? tentunya ini adalah peran dari transformator biasa (stepdown) yang kita balik cara pakai nya. Jadi primer nya kita pakai 12v sedangkan sekunder nya kita pakai 220v nya (output).  coba deh kamu perhatikan gambar rangkaian nya.

Nah komponen nya dikit kali kan? mosfet disana sebagai driver ke transformator aja. ingat kasi pendingin ya. kalau mau ampere yang lebih gede kamu ganti aja dengan mosfet yang gedean. Karena rangkaian ini sangat sederhana, kalau ada yang nanya apakah ini sinus murni? tentu jawab nya tidak 😀 selamat mencoba.

Rangkaian Inverter 12VDC ke 220VAC

Eksplorasi konten lain dari Duwi Arsana

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

2 gagasan untuk “Rangkaian Inverter 12VDC ke 220VAC

Komentar anda

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.